Senin, 30 Mei 2011

Filosofi Menulis


Selamat datang kawan di blog yang berisi cerita spesial dari seorang yang sedang mumet dan sedang dilanda kekeringan kantong. hehehe

Beberapa hari terakhir ini, saya benar benar mengalami fase fase yang membuat saya frustasi sehingga saya akhirnya malas menulis dan juga malas membaca. Akibatnya saudara saya (alias blog ini) menjadi tidak terurus dan tidak saya kasih makan dengan tulisan tulisan saya. Tapi akhirnya saya sudah menemukan kembali habitat saya, yaitu dunia blogger.

Setelah sekian lama saya terdiam, ada sebuah kata yang membuat saya menajdi bingung. Kata itu adalah menulis, saya ingin mengetahui apa makna yang sebenarnya dari kata tulis atau menulis. Bahkan sampai sampai saya mencari makna filosofi dari kata tulis dan kata menulis. Namun apa yang saya cari ternyata tidak saya dapatkan di google dan di beberapa search engine lainnya. Dari beberapa link yang ada ternyata tidak memberikan saya sebuah pencerahan yang baru.

Karena saya benar benar ingin mengetahui makna dari kata tulis atau tulisan. Akhirnya saya mencari sendiri makna tersebut dengan merenung di atas bantal saya. Dan akhirnya saya mendapatkan apa yang saya cari dalam kediaman saya.

Tulis atau menulis, menurut saya adalah sebuah kegiatan yang merupakan suatu bahasa dari kondisi yang ada di sekitar kita yang digunakan sebagai alat atau media komunikasi antar manusia. Definisi tersebut memang rumit, tapi dari definisi tersebut dapat saya ambil kesimpulan bahwa tulisan adalah wujud dari bahasa dan tulisan adalah sebuah media komunikasi. Jadi saya rasa, definisi tersebut sudah sangat tepat untuk definisi dari kata tulisan.

Akhirnya setelah saya mengetahui definisi tersebut. Akhirnya saya dapat mengerti bahwa membuat tulisan itu sangat perlu untuk dilakukan agar kita bisa membahasakan suatu kondisi serta untuk menjalin komunikasi antar sesama. Dan yang pasti suatu bahasa akan menjadi sangat penting untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Tulisan adalah bukti dari apa yang kita tahu, karena dengan tulisan, kemampuan kita bisa diukur dan bisa diterjemahkan

Rabu, 04 Mei 2011

Mengapa Manusia Membenci Sampah?



Selamat datang kawan kawan sekalian, lama rasanya tidak menyentuh blog saya. Akhirnya di sela sela kesibukan, saya bisa membuat posting baru lagi, hehehe

Di negeri kita yang tercinta ini, setiap hari pasti kita akan melihat banyak sampah yang bertebaran di mana mana. Di rumah, di kantor, di jalan, di restoran, bahkan di kantor pemerintahan pun kita bisa melihat sampah. Namun sayangnya, dengan melihat sampah, ekspresi kita hanya diam, tenang dan menganggap bahwa itu bukan hal penting. Iya bukan??

Berdasarkan ilmu kesehatan, kita pasti tahu bahwa sampah merupakan sumber penyakit. Hal itu dikarenakan bahwa dengan adanya sampah, maka kuman dan bakteri serta virus akan muncul. Dan nantinya mikroba tersebut akan mengotori air, tanah, tubuh, dan makanan kita sehingga nantinya bisa sampai ke dalam tubuh dan menimbulkan penyakit.

Namun di sisi lain, ada yang kita lupakan dari keberadaan dan munculnya sampah. Kita sebenarnya sudah tahu, bahwa sampah merupakan "hasil sisa" dari apa yang kita (manusia) manfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Jadi seharusnya, kita (manusia) sebagai pembuat awal dan penemu sampahlah yang seharusnya memiliki kesadaran dan tanggung jawab terhadap sampah yang kita hasilkan.

Mengapa manusia membenci sampah???

Inilah pertanyaan yang harus kita lontarkan kepada diri kita sendiri. Mengapa kita manusia membenci sampah. Mengapa sampah selalu terlhat menjijikkan di mata kita. Mengapa juga sampah selalu membuat kita mual dan ingin muntah apabila melihatnya. Padahal kita tahu sendiri bahwa kita sendirilah yang menciptakan sampah itu. Kitalah yang membuat sampah sampah itu menjadi gunungan sampah yang bau.

Dengan melihat kondisi di atas, kita sepatutnya menyadari bahwa seharusnya bisa memperlakukan sampah dengan baik. Sebagaimana kita menghargai sebuah bungkus/kemasan sebuah makanan yang awalnya bukan sampah tetapi akhirnya akan menjadi sampah yang tidak kita hargai dan tidak kita perhatikan sama sekali.

Semoga kita bisa mengambil sikap dengan keadaan yang seperti ini. Sampah sebenarnya bukanlah sumber penyakit ataupun suatu hal yang membuat indera kita merasa jijik. Tapi kita sendirilah yang membuatnya seperti itu.

Marilah kita bersama sama lebih mencintai sampah dengan cara dan perlakuan yang benar serta memaksimalkan semboyan 3R, Reuse, Recycle dan Reduce agar bumi kita tidak semakin terkotori oleh sampah sampah yang kita hasilkan.

-terima kasih-

imam shyhox